Kamu tahu gak kalau aku tersipu sejak kamu kerap mengajak aku ke rumah? Mungkin kedengarannya cemen, tapi aku benar tersipu. Ingat gak kalau kamu pernah bilang bahwa kamu belum pernah ajak teman perempuan lain ke rumah? Aku agak jumawa jadi perempuan pertama yang kamu ajak ke rumah (boleh dong sombong sedikit hehe). Meskipun gak pakai embel-embel perkenalan, 'ini pacarku', ke keluarga kamu.
Aku juga senang dengan sambutan ramah mereka. Sambutan 'krucil-krucil kamu' yang nanti akan jadi keponakanku juga (aamiin). Mereka yang tak sungkan mengajakku bercengkrama saat kamu sibuk ke sana ke mari. Mereka yang dengan tulus tanpa diminta turut mendoakan kita agar segera menyusul abang-abang dan adikmu :')
Aku pun senang dan pasti mengamini doa mereka. Bismillah, ya calon imamku. Kamu tidak mau 'kan terus-terusan insecure dengan lingkungan kerjaku? Aku pun begitu. Meskipun aku yakin, kita sudah sama-sama dewasa untuk saling percaya. Sudah sama-sama dewasa untuk saling menjaga hati.
Aku harap kamu tidak pernah ragu untuk memulai hidup bersamaku kelak. Tak apa jika hanya melangsungkan acara sederhana. Aku bersedia. Dengan catatan, jangan sampai menutup jalan sana-sini yang akan diserapahi oleh warga sekitar. Ayahku tak akan suka. Jadi kurang berkah katanya. Tak apa jika awalnya kita harus mengontrak. Aku bersedia. Asalkan kita selalu berusaha untuk mewujudkan rumah impian sederhana kita.
Bukankah indah jika kita melalui segala proses kehidupan bersama?
Melalui hal sulit bersama, dibandingkan merasakan hal bahagia dengan orang lain?
Menghalau badai berdua daripada meringkuk aman sendirian?
Dan semoga Allah mengizinkannya segera.
Seperti quotes yang pernah aku kutip,
"A goal without a plan is just a wish".
Bismillah, persiapkan segala sesuatunya bersama agar momen itu segera terwujud, seperti doa-doa mereka. In sya Allah :)
Mungkin menurut kamu norak, cemen, menye-menye atau entah apa sebutannya. Tapi, aku bingung ingin menyampaikan hal ini dengan cara yang bagaimana. Apalagi sudah memasuki tahun kedua kita bersama. Aku yakin kamu mengerti dengan sedikit coret-coretanku ini :)
Dari aku yang selalu jatuh cinta dengan caramu mengistimewakanku...
Aku juga senang dengan sambutan ramah mereka. Sambutan 'krucil-krucil kamu' yang nanti akan jadi keponakanku juga (aamiin). Mereka yang tak sungkan mengajakku bercengkrama saat kamu sibuk ke sana ke mari. Mereka yang dengan tulus tanpa diminta turut mendoakan kita agar segera menyusul abang-abang dan adikmu :')
Aku pun senang dan pasti mengamini doa mereka. Bismillah, ya calon imamku. Kamu tidak mau 'kan terus-terusan insecure dengan lingkungan kerjaku? Aku pun begitu. Meskipun aku yakin, kita sudah sama-sama dewasa untuk saling percaya. Sudah sama-sama dewasa untuk saling menjaga hati.
Aku harap kamu tidak pernah ragu untuk memulai hidup bersamaku kelak. Tak apa jika hanya melangsungkan acara sederhana. Aku bersedia. Dengan catatan, jangan sampai menutup jalan sana-sini yang akan diserapahi oleh warga sekitar. Ayahku tak akan suka. Jadi kurang berkah katanya. Tak apa jika awalnya kita harus mengontrak. Aku bersedia. Asalkan kita selalu berusaha untuk mewujudkan rumah impian sederhana kita.
Bukankah indah jika kita melalui segala proses kehidupan bersama?
Melalui hal sulit bersama, dibandingkan merasakan hal bahagia dengan orang lain?
Menghalau badai berdua daripada meringkuk aman sendirian?
Dan semoga Allah mengizinkannya segera.
Seperti quotes yang pernah aku kutip,
"A goal without a plan is just a wish".
Bismillah, persiapkan segala sesuatunya bersama agar momen itu segera terwujud, seperti doa-doa mereka. In sya Allah :)
Mungkin menurut kamu norak, cemen, menye-menye atau entah apa sebutannya. Tapi, aku bingung ingin menyampaikan hal ini dengan cara yang bagaimana. Apalagi sudah memasuki tahun kedua kita bersama. Aku yakin kamu mengerti dengan sedikit coret-coretanku ini :)
Dari aku yang selalu jatuh cinta dengan caramu mengistimewakanku...
Komentar
Posting Komentar