Dulu, pas masih single dan lagi booming water birth (karena jarang ada yang lakuin), gue sempet terpikir untuk melahirkan dengan metode yang sama nantinya. Saat itu, gue yang belum cukup ilmu main 'mau' aja liat prosesnya yang gampang dan 'kata'nya bisa mengurangi rasa sakit.
Well, itu dulu...
Sekarang, alhamdulillah gue sedang dipercaya sama Allah. Dititipkan janin yang in sya Allah sehat, lengkap, dan aktif yang berusia 33 minggu. Dia lagi aktif-aktifnya nendang, ngulet-ngulet, atau ngapain di dalem yang gue ga tau. Yang jelas, kalo diperhatiin perut berasa sliyat-sliyut kayak lagi dipijit dari dalem :)
Rasanya gimana?
Dulu pas masih 20an minggu, masih berasa geli-geli gimana gitu gerakannya. Kalo sekarang udah mulai berasa 'penuh' dan jadinya gampang eneg. Tapi, apa pun sensasi itu, gue selalu mengucap syukur. Alhamdulillah, Baby Z aktif.
Nah, balik lagi ke prolog yang tadi tentang kelahiran. Yes, dulu gue sempet terpikir buat melahirkan dalam air atau namanya water birth. Ngeliatnya enak, asik, gampang, dan ga ada sakit-sakitnya acan kayaknya yaaa. Tapi, setelah gue sendiri mengalami yang namanya hamil dengan segala macam proses di dalamnya, gue tau melahirkan tidak semudah itu.
Bayi? Yes, even your placenta, umbilical cord, pokoknya semua bagian yang ada di dalam rahim dan tubuh adalah sebuah tim. Tim yang sangat hebat kalau lo afirmasikan dengan baik sedini mungkin.
Semenjak hamil, gue banyak memberdayakan diri / cari ilmu. Baik dari temen yang udah hamil dan melahirkan sebelumnya, dari Eyang Gugel, dan dari Keluarga Gentle Birth (KGB). Nah, dari KGB ini lah gue paling banyak dapat ilmu dan pemberdayaan diri. Dari sini pula yang membuka mata gue kalau proses kelahiran ga bisa dipilih sesuai apa yang ibunya mau. Tapi, proses kelahiran adalah proses yang dipilih sendiri oleh si Bayi.
Gimana caranya seorang ibu tau kalau si Bayi ingin dilahirkan seperti apa yang si Bayi mau? K.O.M.U.N.I.K.A.S.I
Seorang ibu dan bayinya PASTI bisa berkomunikasi satu sama lain. Bahkan sejak bayi itu dalam kandungan dan belum mengerti bahasa yang manusia pakai. Subhanallah banget ya. Luar biasa Allah ciptakan makhuk yang bahkan sudah mengerti sejak dalam kandungan.
Dengan ini lah gue percaya kalau Baby Z ngerti apa yang gue ucap, rasa, bahkan yang cuma ngebatin. Mulai dari sini lah gue bicara ke Baby Z dan berusaha memberikan afirmasi positif untuk proses kelahiran yang akan kami jalani nanti. Dengan lancar, nyaman, rileks, dan menyenangkan tentunya. In sya Allah
Rencana yang bisa gue dan PakSu buat hanyalah sebatas birth plan. Hal-hal pendukung kecil yang kami bisa siapkan secara fisik. Misal, berusaha tetap move saat gelombang cinta datang, tenang, bawa makanan, gymball, dan lain-lain. Begitu pun dengan dokter, bidan, suster, dan DSA. Mereka hanya provider yang membantu
Tapi, bagaimana dan kapan si Bayi ingin dilahirkan adalah murni pilihan bayi.
.
.
p.s.: gue memang belum merasakan sendiri bagaimana melahirkan itu, tapi gue yakin, Bayi bisa memilih bagaimana dia ingin dilahirkan.
Jadi, biarkan bayimu memlih...
Well, itu dulu...
sumber: http://www.gutmicrobiotaforhealth.com/en/administering-antibiotics-to-mothers-during-birth-alters-the-microbiota-of-newborns/ |
Rasanya gimana?
Dulu pas masih 20an minggu, masih berasa geli-geli gimana gitu gerakannya. Kalo sekarang udah mulai berasa 'penuh' dan jadinya gampang eneg. Tapi, apa pun sensasi itu, gue selalu mengucap syukur. Alhamdulillah, Baby Z aktif.
Nah, balik lagi ke prolog yang tadi tentang kelahiran. Yes, dulu gue sempet terpikir buat melahirkan dalam air atau namanya water birth. Ngeliatnya enak, asik, gampang, dan ga ada sakit-sakitnya acan kayaknya yaaa. Tapi, setelah gue sendiri mengalami yang namanya hamil dengan segala macam proses di dalamnya, gue tau melahirkan tidak semudah itu.
Melahirkan bukan hanya perkara bayi lahir. Melahirkan dan kelahiran adalah sebuah proses dan hasil dari kerja tim.Siapa aja? Ibu, bayi, ayah, dan juga tenaga kesehatan yang membantu prosesnya.
Bayi? Yes, even your placenta, umbilical cord, pokoknya semua bagian yang ada di dalam rahim dan tubuh adalah sebuah tim. Tim yang sangat hebat kalau lo afirmasikan dengan baik sedini mungkin.
Semenjak hamil, gue banyak memberdayakan diri / cari ilmu. Baik dari temen yang udah hamil dan melahirkan sebelumnya, dari Eyang Gugel, dan dari Keluarga Gentle Birth (KGB). Nah, dari KGB ini lah gue paling banyak dapat ilmu dan pemberdayaan diri. Dari sini pula yang membuka mata gue kalau proses kelahiran ga bisa dipilih sesuai apa yang ibunya mau. Tapi, proses kelahiran adalah proses yang dipilih sendiri oleh si Bayi.
Gimana caranya seorang ibu tau kalau si Bayi ingin dilahirkan seperti apa yang si Bayi mau? K.O.M.U.N.I.K.A.S.I
Seorang ibu dan bayinya PASTI bisa berkomunikasi satu sama lain. Bahkan sejak bayi itu dalam kandungan dan belum mengerti bahasa yang manusia pakai. Subhanallah banget ya. Luar biasa Allah ciptakan makhuk yang bahkan sudah mengerti sejak dalam kandungan.
Dengan ini lah gue percaya kalau Baby Z ngerti apa yang gue ucap, rasa, bahkan yang cuma ngebatin. Mulai dari sini lah gue bicara ke Baby Z dan berusaha memberikan afirmasi positif untuk proses kelahiran yang akan kami jalani nanti. Dengan lancar, nyaman, rileks, dan menyenangkan tentunya. In sya Allah
Rencana yang bisa gue dan PakSu buat hanyalah sebatas birth plan. Hal-hal pendukung kecil yang kami bisa siapkan secara fisik. Misal, berusaha tetap move saat gelombang cinta datang, tenang, bawa makanan, gymball, dan lain-lain. Begitu pun dengan dokter, bidan, suster, dan DSA. Mereka hanya provider yang membantu
Tapi, bagaimana dan kapan si Bayi ingin dilahirkan adalah murni pilihan bayi.
.
.
p.s.: gue memang belum merasakan sendiri bagaimana melahirkan itu, tapi gue yakin, Bayi bisa memilih bagaimana dia ingin dilahirkan.
Jadi, biarkan bayimu memlih...
To be honest...you have talent not just as a good mother, but you are a good story writer too πππ
BalasHapus