Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Selalu Ada Rindu untuk Jogja

Jogja, memang tidak sedekat Bandung atau Bogor dari Jakarta. Namun aku, cinta Jogja. Cinta dengan ketertiban lalu lintasnya. Cinta dengan suguhan tempat wisatanya, yang membuat aku tak pernah bosan untuk ‘mengulik’ setiap sudut kotanya. Juga cinta dengan segala cinta yang tumbuh dan terpatri di Jogja. Seperti beberapa waktu lalu aku kembali menyempatkan diriku kembali berkunjung ke Jogja. Entah untuk yang ke berapa kalinya. Tidak lama memang, namun cukup untuk menyulam kenangan. Cukup untuk menjadi ‘pelarian’ yang menyenangkan. Cukup menjadi penutup Agustus yang manis. Jika kalian bertanya, “Kenapa bisa selalu menjadi indah?”. Padahal masih Jogja yang sama. Mungkin tempat yang sama, sekadar menghabiskan malam di Malioboro. Namun tidak dengan orang dan cerita, serta cinta yang hadir. Oh iya, let me introduce them all. Tidak semua sebenarnya, Patrick, orang yang ‘menculik’-ku tidak aku sertakan di sini. Mungkin di cerita perjalanan yang lain akan aku sertakan. Foto ini kami amb

Horror (?)

Sepeninggal Ratu Horor Indonesia, Suzanna, Indonesia seperti lekat dengan film horor syur. Indonesia terus merilis film horor dengan menonjolkan pemain-pemain yang berbodi aduhai. Bahkan kerap kali terlontar guyonan, “Duh, kayakya sereman yang main daripada setannya.” Film-film bergenre horor rupanya masih menjadi hits. Baik di kalangan para produser atau di kalangan penikmat film. Di Indonesia pun begitu, bahkan Indonesia sempat memiliki ikon Ratu Horor Indonesia, Suzanna. Bahkan kalimat di beberapa filmnya masih digunakan untuk bahan candaan, seperti “Bang Bokiiiirr…” yang khas dengan rintihannya. Kini, Indonesia seperti kembali menghasilkan karya berupa film horor.

(masih) tentang cinta

Aku rindu kamu Sama seperti seorang tunanetra yang merindukan warna pelangi di matanya Akan tetapi, aku senang saat rindu itu muncul Tanda bahwa masing-masing dari kita benar sayang Benar menginginkan untuk sebanyak mungkin bertukar cerita menanti senja Aku percaya kamu Sama seperti ayah yang percaya bahwa anaknya akan baik-baik saja Selama apa pun mereka berkeliaran di luar sana Meskipun ada sedikit kekhawatiran menggantung di ujung hatinya Aku cemburu padamu Sama seperti bocah yang iri dengan kedekatan kedua orang tuanya dengan calon adik barunya Meskipun ia tahu saat ini hanya dia yang ada, yang nyata Aku cinta kamu Sama seperti banyaknya namamu yang aku selipkan di sujud terakhirku Dan untaian doaku setelahnya