Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

[Review] Piknik Simple? Ke Hutan Mangrove Aja!

Kalau kamu bosan dengan wisata di Jakarta yang kebanyakan adalah mall , hutan mangrove bisa menjadi salah satu pilihan yang cukup menarik. Tapi, jangan membayangkan yang aneh-aneh. Hutan ini bukan seperti hutan rimba kok. Nama asli tempat ini sebenarnya adalah Taman Wisata Alam Kapuk, tetapi kebanyakan orang lebih sering menyebutnya dengan hutan mangrove. Sesuai namanya, Taman Wisata Alam ini berada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Mungkin tempat wisata yang sering kamu kunjungi hanya waterboom atau wisata kulinernya saja. Nah, sekali-sekali coba ke sini. Asik loh! Tuh, bisa sepedaan juga!

Wisuda, wis... uda(h)...

Lagu ‘September Ceria’ yag dipopulerkan oleh Vina Panduwinata mungkin menjadi lagu yang tepat untuk menggambarkan suasana hati sebagian besar mahasiswa yang wisuda di bulan September, terutama di UNJ dan khususnya Kamakoci. Yiiihaaa!

Finding Sempu

Ini adalah hari terakhir kami di Malang dengan destinasi terakhir, SEMPU! Selepas Midnight Trip kami di Bromo kemarin, kami memutuskan untuk melanjutkan hari terakhir kami di Sempu. Mas Ed nge- drop  kami di jalur angkutan umum yang menuju Terminal Gadang. Akhirnya kami pun naik dan menuju Gadang dengan biaya 3.000-3.500. Kemudian dari situ kami berhenti sebentar membeli perbekalan untuk di Sempu nanti sekalian salat Dzuhur. Setelah siap, kami mencari mini bus arah ke Turen dengan biaya 5.000. Jarak dari Gadang hingga ke Turen cukup jauh dan cukup untuk kami beristirahat selama perjalanan. Ternyata kami sudah terlalu sore saat tiba di Turen (sekitar pukul 16.00) dan sudah tidak banyak angkutan yang bisa mengantar kami menuju Sendang Biru. Setelah tawar menawar dengan si Supir, akhirnya kami sampai Sendang Biru dengan biaya 100.000 untuk empat orang (yang berarti 25.000/orang). Padahal, jika kami sampai di Turen lebih siang, kami bisa mendapatkan ongkos perjalanan yang lebih murah.

It’s Called Freeze Midnight Trip!

Holaaaa! Kalau kemarin baru post hari pertama di Malang dengan segala ke riweuh annya, sekarang gue akan cerita tentang hari kedua kami di Malang yang bahkan dimulai dari midnight! Waktu menunjukkan pukul 23.00 saat semua terbangun untuk siap-siap midnight trip dari @AdventureID. Tengah malam kami dijemput dari penginapan dan check out saat itu juga. Maaf yaa bapak penjaga yang harus kami bangunkan tengah malam biar bisa keluar hehe. Mas Ed sempat kesulitan menemukan tempat kami menginap, tapi akhirnya ketemu juga walau nyasar agak jauh dari hotel kami. Oh iya, Mas Ed bersedia menjemput ke tempat penginapan jika masih berada di sekitar Kota Malang atau paling tidak di daerah sekitar stasiun mungkin yaa. Saat masuk jeep ( hardtop jeep dan gue bersyukur karena jadi lebih nyaman) kami bertemu dengan dua orang lagi (gue lupa namanya siapa). Awalnya gue pikir kita bakal sampe tempat dalam waktu cepat, tapi ternyata cukup jauh dari kota. Well, karena kami berempat tadilangsung

Let's Get Lost in Malang

Huaaaaaa, it such an expired post hahaha. Okay, let's just talk about that old so holiday :D Long weekend bulan Mei kemarin (24-29 Mei 2014) gue dan patjar beserta teman-teman (Mbak Sari dan Rinto) memutuskan berlibur ke Malang. Buat gue dan patjar, liburan ini udah direncanin jaaaaauuuuuhhh dari bulan Januari. Buat apa? Pertama, nyiapin dana yang cukup at least buat model backpacker . Kedua, menghitung tanggal pembelian tiket. Karena saat itu kami yakin bakal banyak yang nyerbu Semeru buat liburan. Tapi, tidak buat kami. Karena gue lebih pengen ke Bromo daripada Semeru. Mungkin next time kami akan ke Semeru. Singkatnya, kami sama-sama nabung buat liburan idaman dan cari info mengenai agen wisata yang menyediakan trip di tanggal-tanggal yang sudah kami tentukan. Tanya sana-sini sama teman yang pernah ke Malang. Berapa biayanya dan apa saja itinerary nya. tiket kereta Jakarta-Malang dan Malang-Jakarta yang diserbu para pendaki juga kami

Graduate on Progress...

Hai, udah lama nih kayaknya gue gak main ke sini sampe berdebu ini blog hehehe. Well, karena satu dan lain kesibukan gue jadi jarang nulis dan sepi deh… Pertanyaan genting yang selalu muncul kalo gue lagi mengetuk dengan ramah huruf-huruf yang ada di keyboard Brownie, laptop yang udah nemenin gue dari awal kuliah. Bokap selalu ada di belakang gue dan juga selalu memunculkan pertanyaan yang sama, “Masih banyak, Yah, skripsinya?”

Secangkir Percakapan

Hari Minggu kali ini sepertinya enggan merangkak menuju Senin Ingin tetap menjadi Minggu yang candu Minggu yang sendu Terlebih percakapan tentang masa depan ini Dengan bapak Dengan mama Entah percakapan untuk ke berapa kalinya Namun, mereka seakan selalu bergairah saat membicarakannya "Kami akan selalu mendukung apa dan siapa pilihanmu. Selama itu baik dan kamu bahagia," katanya Dan kemudian bapak akan bercerita Bagaimana bertemu mama Bagaimana pernikahan mereka bermula Ah, syahdu sekali kedengarannya Kemudian, aku teringat kamu Teringat kita...

Bahasa Indonesia, Dulu-Sekarang-Nanti

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Oke, mungkin itu sedikit prolog  tentang bahasa Indonesia. Sekarang yang mau gue tuangkan ke dalam blog ini adalah masih cukup banyak orang yang menganggap bahasa Indonesia adalah sesuatu yang ‘kecil’, gampang, dan ungkapan lain yang serupa. Kenapa gue bilang seperti  itu?

Teruntuk Januari dan Novemberku

Halo, Januari Rasanya baru kemarin kamu datang dengan segumpal asa tahun baru Hadir dengan letupan kembang api serta gerimis manis malam itu Januari, terima kasih Kamu telah memberikan kotak pandoraku yang indah Memberikan Januari kedua puluh satu yang "wah!"

Cinta di Surya Kencana

Ini perjalanan kedua kami setelah Jogja Bukan lagi pantai, tapi gunung Bukan penginapan dengan selimut, tapi tenda serta kantung tidur Perjalanan yang tak terencana sebenarnya Kini, biar mereka yang bercerita...