Langsung ke konten utama

Tradisi

Jam karet emang udah jadi tradisi kali ya di Indonesia. Masalah ini hampir gue temuin di berbagai kesempatan dan tempat. Entah gue sebagai pelaku atau sebagai korban. Seringnya sih jadi korban haha. Hal ini juga yang akan gue ceritain kali ini. Beberapa hari lalu gue seharusnya udah turun tahta dari jabatan yang gue emban. Ini kehalang selama kurang lebih dua minggu gegara satu hal, yaitu tepat waktu!

Mungkin ada benernya juga tentang buah yang jatuh gak jauh dari pohonnya. Emang buah yang jatuh itu bisa jadi berbeda dengan indukya atau si pohon itu, bahkan dengan buah yang lain. Akan tetapi, gimana pun juga mereka pasti akan mempunyai banyak kesamaan karena faktor genetik yang ada. Sama dengan tradisi jam karet ini.

Contoh yang paling mudah adalah hobi bokap yang dulu suka jalan-jalan, melanglang buana ke mana-mana, dan kegiatan sejenisnya. Itu pun ternyata turun ke gue yang hobi jalan-jalan. Bedanya nih yaaaaa, beliau cowok dan bebassss ke mana ajaa. Sedangkan gue cewek dan selalu kehalang sama izin dan gender gue sebagai cewek yang "baiknya di rumah".

Oke, itu hanya contoh mengenai buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Sekarang balik lagi ke tradisi tadi.  Generasi sekarang otomatis akan mencontoh hal yang dilakukan oleh generasi sebelumnya. Karena sifat dasar manusia yang paling mudah dilakukan adalah MENIRU. Kegiatan meniru itu terjadi sepanjang lo hidup dan ya pasti yang dijadiin tiruan adalah keadaan sekitar.

Selain meniru, orang belajar dari pengalaman dong pasti. Kalo dia udah sering dibohongin masa dia mau percaya lagi sih sama hal yang sama? Hampir gak mungkin deh kayaknya. Begitu juga dengan tradisi jam karet ini. Kalo dia udah pernah percaya beberapa kali dan ternyata pada ngaret, otomatis dia akan melakukan hal yang sama di lain kesempatan. Jadi, kalian sudah bisa menebak kan ya alurnya. Ada sebab pasti ada akibat. Ada asap pasti ada api. Bukan bermaksud buat mengungkit atau gimana, tapi ya emang kenyataannya begitu -__-

Susah sih kalo mau mengubah tradisi jam karet yang sudah seperti "lingkaran setan" ini. Semuanya pasti dikembaliin ke individu masing-masing. Pastinya introspeksi itu perlu, karena orang gak akan melakukan X kalo ga ada yang menyebabkan si X itu muncul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Klinik Kehamilan Sehat Duren Sawit

I'm 22 weeks pregnant already!!! Itu artinya sudah separuh perjalanan sampai Baby Z untuk  launching   and   I'm never been this happy. Doa yang selalu sama Ibuk sebut dalam setiap sujud adalah kesehatan dan keselamatam kita ya, Kak. Aamiin  ❤ Seperti judul yang sudah terpampang jelas, kali ini gue bakal mencoba sharing pengalaman gue datang ke Klinik Kehamilan Sehat untuk meet up sama Baby Z yaaa. No offense , benar-benar sudut pandang gue sebagai customer . Hope you guys enjoy! keadaan parkiran klinik pas gue sama bee keluar buat maghriban. gedungnya ada di tengah yaa

"Jajan" DSOG

Haiii, berhubung bukan blogger beneran jadinya gini deh. Ngeblog suka-suka hehehe. Mungkin aneh yaa liat judulnya, tapi ini ungkapan paling gampang sih hehehe. Yup, di usia kandungan yang memasuki 31minggu ini gue masih "jajan" DSOG (dokter spesialis obgyn/dokter kandungan). Kenapa? Karena gue abis pindah rumah, dari yang sebelumnya di daerah Bekasi ke Kemayoran. Rumah lama yang gue tempatin. Tapi, tetep berduan sama Pak Suami karena sekeluarga pindah ngikutin kuliahnya adek gue. Jauuuuhhh hari sebelum jadwal kontrol, gue sibuk browsing  cari nama-nama dokter yang cukup direkomendasiin sama buibu di forum-forum. Muncul beberapa nama dari berbagai macam rumah sakit. Cumaaa karena niat awal maunya di RS Islam Cempaka Putih dan dengan DSOG cewek, jadi gue kerucutkan deh nama-nama DSOG cewek di RS Islam Cempaka Putih. Nama yang mudah dan sering muncul adalah nama dr. Onny. Beliau juga praktik di RSIA Tambak dan pasiennya selalu ruameeeeeee kalo di Tambak sana. Kemudian ada

Hello, tiny itsy bitsy

We are a happy parents to be! Yes. P-A-R-E-N-T-S :) Alhamdulillah - pinterest