Langsung ke konten utama

Masanya Pacaran Serius

Kata serius itu cenderung jadi bahan ejekan kalo ditanyain ke orang yang salah. Bisa-bisa diplesetin ke nama band yang udah bubar. Serius ada banyak macemnya. Serius kuliah, serius ngisengin orang, atau bahkan buat ngetweet galau aja serius. Tapi, bukan itu yang mau gue share kali ini. Kali ini tentang masa-masa pacaran serius. Gue terlintas nulis ini karena beberapa hari lalu ada selebtwit yang seliweran di timeline dengan tweet umur pacaran serius.

"Pacaran di bawah umur 22 itu orientasinya masih seneng-seneng." - @falla_adinda

Menurut gue sendiri, pacaran serius ga bisa ditentuin dari umur. Sama kayak kedewasaan. Secara umur, orang bisa dikatakan dewasa. Tapi, apa status dewasa itu berbanding lurus dengan kenyataan sifatnya? Sepertinya gak selalu. Begitu juga dengan pacaran. Gak bisa dibilang serius hanya karena masing-maing sudah berumur. Karena kalo hubungan yang serius hanya dihitung setelah umur 22, ga akan ada yang namanya nikah muda.

Pasangan-pasangan yang memutuskan untuk nikah muda itu keren, menurut gue. Kenapa?
Mereka rela menggadaikan usia mudanya untuk memposisikan dirinya sebagai suami atau istri. Bahkan mungkin jadi orang tua. Mereka bertaruh ke dalam hubungan yang jauh lebih serius dan lebih kompleks. Mereka udah bukan ngurusin tentang diri mereka sendiri. Mereka punya tanggung jawab yang lain dan ga bisa dikesampingkan demi hobi.

Ada Tsania Marwa, Marshanda, Nia Ramadhani, dan yang terbaru ada Shireen Sungkar yang memutuskan untuk nikah muda. Itu baru dari kalangan artis yang diketahui orang banyak. Belum lagi yang dari sekadar temen kuliah, temen sekolah, temen rumah, atau dari mana pun ga sedikit yang memutuskan untuk nikah muda. Emang rata-rata mereka menikah karena masing-maing udah siap, terutama dari segi materi. Tapi, siap dari segi materi aja gak cukup. Harus juga ada kesiapan mental dan dari situ keliatan kalo sebuah hubungan yang serius gak bisa dipatok dari takaran usia.

Dan gue termasuk yang pro sama nikah muda. Emang gak gampang buat ngebangun keluarga, tapi kalo bukan kita yang membuat diri kita siap terus siapa lagi? Dan kalo emang masing-masing udah siap kenapa harus ditunda? Bukankah menyegerakan yang baik itu diharuskan? :)

Well, itu cuma pendapat gue aja. Kalo kata @popokman, "Gak semua hal harus diomongin ke orang lain dan gak semua perkataan orang lain harus didengerin. Be wise."

Bye!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Klinik Kehamilan Sehat Duren Sawit

I'm 22 weeks pregnant already!!! Itu artinya sudah separuh perjalanan sampai Baby Z untuk  launching   and   I'm never been this happy. Doa yang selalu sama Ibuk sebut dalam setiap sujud adalah kesehatan dan keselamatam kita ya, Kak. Aamiin  ❤ Seperti judul yang sudah terpampang jelas, kali ini gue bakal mencoba sharing pengalaman gue datang ke Klinik Kehamilan Sehat untuk meet up sama Baby Z yaaa. No offense , benar-benar sudut pandang gue sebagai customer . Hope you guys enjoy! keadaan parkiran klinik pas gue sama bee keluar buat maghriban. gedungnya ada di tengah yaa

"Jajan" DSOG

Haiii, berhubung bukan blogger beneran jadinya gini deh. Ngeblog suka-suka hehehe. Mungkin aneh yaa liat judulnya, tapi ini ungkapan paling gampang sih hehehe. Yup, di usia kandungan yang memasuki 31minggu ini gue masih "jajan" DSOG (dokter spesialis obgyn/dokter kandungan). Kenapa? Karena gue abis pindah rumah, dari yang sebelumnya di daerah Bekasi ke Kemayoran. Rumah lama yang gue tempatin. Tapi, tetep berduan sama Pak Suami karena sekeluarga pindah ngikutin kuliahnya adek gue. Jauuuuhhh hari sebelum jadwal kontrol, gue sibuk browsing  cari nama-nama dokter yang cukup direkomendasiin sama buibu di forum-forum. Muncul beberapa nama dari berbagai macam rumah sakit. Cumaaa karena niat awal maunya di RS Islam Cempaka Putih dan dengan DSOG cewek, jadi gue kerucutkan deh nama-nama DSOG cewek di RS Islam Cempaka Putih. Nama yang mudah dan sering muncul adalah nama dr. Onny. Beliau juga praktik di RSIA Tambak dan pasiennya selalu ruameeeeeee kalo di Tambak sana. Kemudian ada

Hello, tiny itsy bitsy

We are a happy parents to be! Yes. P-A-R-E-N-T-S :) Alhamdulillah - pinterest